Menyiasati Biaya Renovasi Rumah

Gampang-gampang sulit mendetailkan anggaran renovasi rumah. Gampang karena ada kalkulasi sederhana untuk menghitungnya: Luasan bangunan yang direnovasi dikalikan 2-2,5 juta rupiah. Sulit karena sifat manusia yang selalu tidak puas dan ingin lebih, sehingga biaya renovasi akan berkejaran dengan nafsu mengejar kepuasan.

Ketika memulai renovasi, saya memulainya dengan menambahkan faktor yang memperumit keadaan: ANGGARAN MEPET. Dengan luasan area terenovasi sekitar 100 meter persegi, saya setidaknya perlu dana 200 juta plus 10% untuk antisipasi. Ketika dana yang tersedia di awal hanyalah 150 juta, saya mulai bersiasat.

Pertama, mencari titik-titik mana yang bisa dihemat dari rancangan renovasi yang sudah dibuat. Yang terdepan tentu saja cakupan atau luasan renovasinya. Lalu, saya mulai menelusuri penggunaan material inovatif yang lebih efisien dari sisi biaya tukang, harga material, dan waktu pengerjaan.

Kedua, mencari sumber dana tambahan. Tidak mungkin memangkas anggaran renovasi hingga 25% dari anggaran normal. Maka, saya pun mulai mencari informasi di mana sumber dana tambahan bisa diperoleh. Kekurangan dana anggaran ini pun tidak diperlukan seketika, sehingga kita masih punya waktu untuk mengaturnya sejeli mungkin. Detail tentang siasat ini akan jadi cerita sendiri yang mungkin menarik sebagai bahan perbandingan.

Ketiga, mencari referensi dan meminta konsultasi dari pihak lain. Teman-teman arsitek, sahabat yang baru saja melakukan renovasi, semua saya tanyai karena pada umumnya seorang renovator memiliki kiat atau ilmu praktis yang bisa ditiru saat ia menjalankan proses renovasi.

Keempat, mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya. Karena saya bekerja di media yang berkutat seputar desain dan bangunan, pekerjaan ini jadi lebih mudah. Saya tak mau menggunakan istilah sembari menyelam minum air, karena air tempat untuk menyelam biasanya asin dan nggak sehat buat tubuh. Saya lebih suka menggunakan istilah sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.

Kelima, mencari waktu yang tepat untuk memulai. Saya agak dipusingkan dengan kenyataan bahwa tahun ini kemarau nyaris tidak nongol sepanjang tahun. Maka, yang saya butuhkan adalah keberanian dan sedikit kenekatan untuk memulai. Waktu akan berpengaruh ke biaya karena kita bisa saja harus mengeluarkan biaya ekstra untuk mengantisipasi hujan saat membuka atap rumah. Atau diperlukan waktu dan tenaga tukang lebih lama saat mengecat ketika matahari terlampau malu untuk menyengat bumi. Dan kadang-kadang, yang susah diprediksi, harga material bisa naik turun sewaktu-waktu seperti pemadaman listrik: TANPA PEMBERITAHUAN.

Siasat-siasat lain akan saya share lebih detail kalau ada waktu lagi buat nulis beginian. Sekarang, saya mau ngecat dinding depan rumah dulu….